Pasuruan – Dalam usia yang masih sangat muda, Rafa, bocah 12 tahun asal Pandaan, Kabupaten Pasuruan, telah menanggung beban hidup yang berat. Sejak kedua orang tuanya berpisah, ia harus menjadi tulang punggung keluarga, menghidupi ibu dan dua adiknya yang masih kecil.
Setelah berpisah dari kota kelahirannya di Bogor, Rafa bersama keluarganya memutuskan untuk merantau ke Pandaan, berharap mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun, kehidupan di perantauan tidak mudah. Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan sederhana di kawasan Turus, Kecamatan Pandaan.
Setiap hari, Rafa menjual kue keliling untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Berbekal keranjang berisi dagangannya, ia memulai perjalanan selepas magrib, berkeliling hingga dini hari. Hujan maupun panas tidak menyurutkan langkahnya. Dengan penuh keyakinan, ia menawarkan kue kepada siapa saja yang ditemuinya.
"Saya tidak sekolah karena tidak ada biaya," tuturnya kepada wartawan pada Kamis (15/5/2025) malam. Matanya tampak berkaca-kaca saat menceritakan perjuangannya. "Ibu di kontrakan jaga adik-adik, jadi saya sendiri yang jualan," imbuhnya.
Malam itu, Rafa terlihat letih, tetapi semangatnya tidak pudar. Dalam keterbatasannya, ia tetap berusaha menjalani hidup dengan penuh keikhlasan.
Perjalanan hidup Rafa adalah potret nyata perjuangan dan ketabahan di tengah kerasnya kehidupan. Di usia belia, ia telah memahami arti tanggung jawab dan pengorbanan. Kisahnya mengingatkan kita untuk tidak mudah menyerah, bahkan dalam situasi tersulit sekalipun.
Semoga ada uluran tangan dari masyarakat dan pemerintah untuk membantu meringankan beban hidup Rafa dan keluarganya, sehingga ia bisa kembali mengenyam pendidikan dan menikmati masa kecilnya seperti anak-anak seusianya. (Sugeng)
