Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan utama destop

Iklan Utama HP

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Warga Desa Suberwuluh Nekat Jalan Kaki dari Lumajang ke Jakarta untuk Temui Presiden Jokowi

Rabu, 29 Juni 2022 | 19:55 WIB Last Updated 2022-06-29T13:02:45Z
Pangat dan dua rekannya warga Desa Sumber Wuluh Lumajang berjalan kaki dari Lumajang ke Jakarta untuk menemui Presiden Jokowi

Lumajang - Pangat (52) warga asal Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang, Jawa Timur nekat berjalan kaki dari Lumajang menuju Jakarta.


Aksi jalan kaki Ia lakukan karena Ia merasa aspirasinya dan warga Desa Sumberwuluh yang terdampak erupsi Gunung Semeru tidak didengar oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang.


Ia berjalan kaki dari Lumajang ke Jakarta membawa misi untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) guna menyalurkan aspirasi langsung karena Ia merasa aspirasinya tak digubris oleh Pemerintah setempat.


Pangat menceritakan bahwa pada Desember 2021 lalu, ketika Gunung Semeru mengalami erupsi dan berdampak ke rumah-rumah warga karena aliran lahar di sungai Regoyo tertutup oleh tanggul yang dibangun oleh penambang pasir.


Pangat berjalan menggunakan kaos, sandal jepit, dan menggendong ransel berisi bekal makanan saat jalan kaki.


Dia berangkat dari Lumajang pada Selasa (21-06-2022) kemarin, sekitar pukul 02.30 WIB. Saat berangkat dari Lumajang Ia ditemani oleh satu orang kawannya, Masbud, menyusuri rute Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, Krian, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, Solo dan singgah di Yogyakarta.


Ia mengaku nekat jalan kaki dari Lumajang ke Jakarta karena keputus asaan, selama ini aspirasi warga tidak ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang.


"Saya nekat jalan kaki karena putus asa, karena saya menuntut keadilan di daerah kami di Pemerintahan Lumajang itu nggak ada tanggapan sama sekali. Jadi, untuk itu saya putus asa. Lebih baik saya mau jalan kaki langsung ke presiden", kata Pangat menyampaikan keluh kesahnya kepada awak media saat sampai di Yogyakarta, Rabu (29-06-2022).


Selain bersama rekannya Masbud, saat sampai di Yogyakarta, satu rekannya, Nurkholik menyusul untuk menemani berjalan kaki dari Yogyakarta menuju Jakarta.


Selama perjalanan dari Lumajang ke Yogyakarta, Pangat mengalami berbagai macam rintangan, seperti kaki terasa panas, kram hingga merasa sakit pada bagian kaki.


Saat hujan, Pangat dan Masbud berteduh di teras-teras toko.


Di usianya yang tak lagi muda tak menyurutkan semangat Pangat saat berjalan demi dapat menyampaikan keluhan ke Presiden Jokowi secara langsung.


"Kadang-kadang ya sakit kaki ini. Panas, kram juga. Jalan kaki cuma pakai sandal jepit, celana pendek. Hujan berteduh di Madiun sempat bernaung di teras toko. Masbud menemani dari Lumajang, lalu Nurkholik nyusul saat di Yogyakarta", ungkapnya.


Pangat yang sehari-hari bekerja sebagai petani kopi ini, saat malam tidur di lantai Mushola. Terkadang, jika di sebuah kota memiliki kerabat, ia mampir untuk beristirahat sejenak.


"Kalau tidur kadang-kadang ya ada di Mushola, kadang ada saudara yang di Kertosono itu sempat singgah numpang istirahat sambil mandi-mandi. Lalu jalan lagi", kata dia.


Tak banyak bekal yang dibawa olehnya, bekal makanan dan minuman diperkirakan hanya bisa sampai di Yogyakarta. Setelahnya ia berharap bantuan dari warga atau rekan-rekannya.


“Saya berangkat dari rumah ya bawalah bekal untuk persiapan ya kayak makan, minum memang saya bekal cuma nggak banyak. Cukup untuk sampai di Yogya saja", ujarnya.


Jika perjalanan lancar tak ada halangan, Ia berharap sampai di Ibu Kota 6 hari ke depan.


"Mungkin kalau tidak ada halangan hujan, kita kaki nggak sakit, mungkin 6 hari lagi sudah sampai Jakarta", ungkapnya.


Pangat berharap saat sampai di Jakarta ia bisa bertemu dengan presiden dan menyampaikan aspirasinya langsung dan dapat segera ditindak lanjuti.


Salah satu rekannya, Nurkholik yang juga Ketua Paguyuban Peduli Semeru mengatakan, tanggul dibangun melintang sepanjang sungai dengan tinggi yang sama dengan tanggul pengaman.


"Jadi kalau ini (aliran sungai, red) tidak kuat menahan lahar Gunung Semeru akan jebol ke pemukiman," tandasnya. (Her/Muh)

×
Berita Terbaru Update
/* script Youtube Responsive */