Korban, Ainul (35) di Mapolres Pasuruan. |
Pasuruan – Kemudahan transaksi jual beli daring memang menggiurkan, namun di baliknya tersembunyi ancaman penipuan yang semakin beragam. Ainul (35), seorang pengrajin batu nisan asal Dusun Kemlandingan, Desa Wedoro, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, harus menelan pil pahit setelah menjadi korban penipuan yang merugikannya hingga Rp 9,5 juta. Niatnya untuk membeli hewan ternak kandas setelah uangnya dibawa kabur komplotan penipu.
Peristiwa nahas ini bermula pada Minggu, 13 Juli 2025, ketika Ainul mengunggah niatnya untuk membeli seekor sapi melalui Facebook. Tak lama berselang, ia dihubungi via WhatsApp oleh seseorang yang mengaku bernama H. Darmawan, beralamat di Jombang. Pelaku menawarkan sapi yang sesuai dengan keinginan Ainul.
Setelah terjadi tawar-menawar dan harga disepakati, pelaku memberitahu Ainul bahwa sebentar lagi akan ada orang yang datang mengantarkan dua ekor sapi untuk dipilih. Benar saja, tak lama kemudian sebuah mobil bermuatan dua ekor sapi tiba di rumah Ainul. Salah satu penumpang turun dan mempersilakan Ainul untuk memilih sapi yang diinginkan.
Ainul kemudian menghubungi pelaku yang tidak ikut mengantar sapi untuk menanyakan sistem pembayaran. Pelaku menawarkan opsi pembayaran tunai atau transfer. Karena uang tunai tidak mencukupi, Ainul memilih untuk mentransfer uang sebesar Rp 9.500.000 ke rekening orang yang pertama kali menghubunginya lewat WhatsApp.
Setelah transfer berhasil, Ainul memberitahu sopir yang membawa sapi bahwa ia sudah melakukan pembayaran melalui transfer. Pemilik sapi terkejut karena pembayaran tidak dilakukan langsung kepadanya. Merasa ada kejanggalan, pemilik sapi akhirnya membawa kembali sapi-sapi tersebut.
"Saya percaya karena ada sapi yang diantarkan ke rumah, jadi saya langsung transfer ke rekening pelaku. Tidak tahunya, malah saya yang ditipu," ujar Ainul dengan raut wajah penuh kesedihan.
Kejadian ini telah dilaporkan ke Polres Pasuruan. Ainul berharap pihak berwajib dapat segera mengungkap kasus yang menimpanya ini. Insiden ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati dan memastikan keabsahan transaksi, terutama dalam jual beli daring yang melibatkan nilai besar. (Sugeng)